Puisi: Yang Hitam Memerah, yang Diam Tertembak Karya Ust. Aliefian Hakiim, S.Pd
Oleh: Aliefian Hakiim, S.Pd*
Guru Sejarah SMA Muhammadiyah 9 Surabaya
Puisi: Yang Hitam Memerah, yang Diam Tertembak
Malam di kota itu sungguh sunyi, dibarengi irama jangkrik berbunyi.
Hingga gemuruh mesin diesel dibarengi hentakan sepatu telah menyerbu.
Diketuknya pintu kayu itu ditemani satu arahan pasti 'tangkap dan tembak'.
Di malam yang kelam itu telah berganti
dengan merah.
Aku tak tahu merah itu berarti apa,
entah berani, entah mendarah.
Yang pasti atas dasar ide, enam pria paruh baya
dan satu pria muda itu mati atas nama revolusi.
Harga sebuah revolusi itu kian meninggi kala air dan tanah diselimuti merah.
Mereka yang diam kini diburu kecam dan kejam.
Masihkah kalian menggaungkan revolusi?
Deskripsi Puisi Tentang Gerakan 30 September 1965
Sejarah adalah sebuah pengulangan. Mungkin pernyataan itu sangat tepat jika ditarik pada peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S).
Peristiwa yang sama pernah terjadi 40 tahun silam dan dilakukan oleh pihak yang sama yakni Partai Komunis Indonesia (PKI) tepatnya tahun 1926-1927. Pembedanya saat itu pihak yang dilawan adalah Pemerintah Hindia Belanda. Akhir ceritanya pun juga sama, pemberontakan berhasil di tumpas. Para anggota dan simpatisan pemberontak diburu dan dibuang oleh Pemerintah saat itu.
Pengulangan kembali terjadi kala Pemerintahan Indonesia baru berumur tiga tahun. Pemberontakan PKI pecah di Madiun tahun 1948. Siapa tokoh-tokoh penting dalam peristiwa itu adalah mereka-mereka yang berhasil selamat dari perburuan di tahun 1927, seperti Musso. Kita bahkan sudah tahu akhir cerita dari pemberontakan ini, Negara kembali berhasil menumpasnya.
Peristiwa G30S 2965 tidak hanya tentang terbunuhnya 6 jenderal dan 1 letnan saja. Melainkan sebuah rentetan peristiwa sejarah Indonesia yang menggaungkan sebuah revolusi. Sekaligus menjadi penanda atas ketakutan negara atas sebuah 'ide'. Korban tidak hanya jatuh di pihak militer saja, namun masyarakat sipil sangat banyak menjadi korban atas penumpasan simpatisan dan kader PKI. Pihak yang diamanahi untuk penumpasan adalah Kolonel Sarwo Edhie Wibowo yang menjabat sebagai Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), kini KOPASUS menyebut jika korban penumpasan di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali mencapai 3 juta orang.
Itulah segelintir catatan sejarah Indonesia yang harus kita ingat hingga saat ini. Belajarlah dari masa lalu, berbuat bijaklah untuk masa sekarang, demi kebaikan di masa depan.
Posting Komentar untuk "Puisi: Yang Hitam Memerah, yang Diam Tertembak Karya Ust. Aliefian Hakiim, S.Pd"
Posting Komentar