Kasman Singodimejo: Singanya ada dimana-mana
www.ismuba-smam9sby.sch.id - Ada cerita sejarah tokoh Muhammadiyah, cerita ini ditulis oleh Nur Cholis Huda Wakil PWM Jawa Timur, berikut kisahnya;
Prof. Dr.
Mr. Kasman Singodimejo adalah tokoh Muhammadiyah kelahiran Purwokerto Jawa
Tengah 1904. Dikenal sebagai tokoh yang hidupnya sederhana, suka berterus
terang dan pemberani.
“Namanya memang Singodemejo tetapi
kenyataannya dia singa dimana-mana . Dan singanya itu muncul pada saat yang
tepat”, kata Mr.Muhammad Roem, kawan dekat beliau sejak muda.
Dalam
buku biografinya berjudul: “Hidup itu Berjuang” diceritakan singanya Pak
Kasman yang muncul pada saat yang tepat itu.
Pada zaman
Orde Lama Pak Kasman dijebloskan dalam tahanan karena intrik PKI. Dia diminta
mengakui mengadakan rapat gelap untuk gerakan makar atau menggulingkan
pemerintah yang sah.
Pak Kasman menolak karena memang tidak
melakukannya. Lalu untuk membenarkan tuduhan, maka dikonfrontir dengan Nasuhi,
tahahan lain.
“Bukankah Letkol Nasuhi malam itu
menjemput Pak Kasman lalu membawanya ke Tangerang?”, kata pemeriksa.
Nasuhi diam, tidak menjawab. Pertanyaan itu
diulang lagi. Nasuhi tetap diam. “Awas! Letkol Nasuhi, di proses verbal
Anda telah menandatanginya” Penyidik mulai menggertak. Namun Nasuhi tetap diam.
Suasana senyap. Kemudian Pak Kasman
minta izin bicara: “Bismillahir Rahmanir Rahim. Nasuhi kamu kan percaya kepada
Allahu Akbar, Allah yang Maha Besar. Jawablah secara jantan. Kamu kan
laki-laki. Allah sebagai saksi. Jawablah dengan lantang supaya jelas
kedengaran” kata Pak Kasman dengan tegas.
Rupanya ucapan Pak Kasman ini berpangaruh
kepada Letkol Nasuhi. Nasuhi menjawab:”Saya terpaksa menandatangani
proses verbal. Tetapi kejadian yang sesungguhnya tidak seperti di proses verbal
itu”, kata Nasuhi.
Pak Kasman
segera menyambung: “Nah itulah tuan-tuan keadaan yang sebenarnya. Saya
sebagai bekas Jaksa Agung, bekas Kepala Kehakiman Militer, bekas Menteri Muda
Kehakiman tahu persis semua ini tidak sah”.
Pak Kasman
lalu berdiri. Dibuangnya kursinya jauh ke belakang. Tangannya diangkat
lalu berteriak sangat keras sambil matanya melotot. “Percuma pemeriksaan
semacam ini! Silakan tuan-tuan cabut pistol. Tembak saya! Tembak saya! Tembak!
Tembak! teriaknya. Petugas pemeriksa itu gagal memaksa Pak Kasman mengakui
tuduhan. Singanya keluar pada saat yang tepat.
Peristiwa lain, suatu hari Pak Kasman
berceramah di Ternate. Selesai dari Ternate Pak Kasman harus menyeberang ke
Bitung memenuhi undangan di sana. Ketika sampai di tepi laut tiba-tiba cuaca
berubah. Angin besar, ombak laut meninggi.
Pemilik
perahu biasanya tidak berani berlayar, menunggu cuaca normal kembali. Tetapi
tidak tahu pasti kapan cuaca normal itu akan terjadi. Di tengah ketidak
pastian, ketika cuaca sudah sedikit membaik, Pak Kasman keluar singannya.
“Apakah ada nakhoda Muslim yang percaya bahwa hidup dan mati itu di tangan
Allah? Siapakah yang berani mengantarkan saya dalam keaadan begini ke Bitung?”
teriak Pak Kasman.
Teriakan
itu menularkan keberanian kepada para pemilik perahu. Beberapa orang
mengacungkan tangan. Namun karena hanya dibutuhkan satu perahu, maka Pak Kasman
memilih salah satu dan berterima kasih kepada yang lain. “Kalian juga sudah
mendapat pahala” kata Pak Kasman kepada mereka.
Itulah
Kasman Singodimejo. Singanya bisa muncul di mana-mana pada saat yang tepat.
Pada saat biasa Pak Kasman adalah orang lembut hati.
Posting Komentar untuk "Kasman Singodimejo: Singanya ada dimana-mana"