Kajian Ahad Ketiga: Bersyukur Usai Bulan Ramadlan dan Tidak Boleh Sombong
www.ismuba-smam9sby.sch.id - Bersyukur merupakan hal yang perlu kita lakukan sebagai umat Islam usai memperoleh kenikmatan dari Allah SWT. Tidaklah dalam memperoleh rezeki, kenikmatan kita lupa akan kebesaran Allah SWT dengan wujud rasa takabbur dan sombong karena pada hakikatnya kita sebagai manusia sangatlah kecil dibanding sang pencipta yaitu Allah SWT.
Seusai bulan yang suci, yakni bulan Ramadlan hendaklah kita sebagai umat Islam senantiasa meningkatkan ketaqwaan dan rasa syukur dengan mengagungkan nama Allah atas petunjuknya. Karena hakikatnya manusia diciptakan adalah untuk menyembah Allah SWT semata dan tidak yang lainnya.
Mengawali bulan Syawal yang sebelumnya adalah bulan ramadlan, dimana kita senantiasa berbuat amalan seperti shalat tarawih, puasa, dan membaca al-Quran. Maka dengan dimulai dari bulan Syawal inilah kita seharusnya tidak melalaikan amalan yang pernah kita lakukan disaat bulan Ramadlan melainkan kita sebagai umat Islam harus meningkatkan amalan-amalan tersebut dibulan selain Ramadlan seperti terus istiqamah membaca al-Qur'an, puasa senin kamis, shalat sunnah baik dhuha maupun tahajud dan lain sebagainya.
Untuk mensyukuri yang telah kita lakukan ketika bulan Ramadlan, sebagaimana dalam kajian ahad ketiga oleh PC Muhammadiyah Wiyung (15/07/2018) kemarin yang dihadiri salah satunya guru dan murid SMA Muhammadiyah 9 Surabaya, Ust Drs. H. Syam'un, M.Ag menjelaskan sesungguhnya usai bulan Ramadlan kita sebagai umat Islam senantias bertakbir atas nama Allah sebagaimana yang sudah ditentukan caranya agar kita semua termasuk orang yang bersyukur. Sebagaimana dalam firman Allah Q.S al-Baqarah: 185
شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ
أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ
فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ
سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ
وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ
عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya
kamu bersyukur.
Oleh karena itulah, harus senantiasa bersyukur kepada Allah SWT. Agar kita dijaga dari sifat kesombongan dan menyombongkan diri. Karena sifat tersebut merupakan sifat dari Iblis dan Iblis sangat senang akan manusia yang memiliki sifat sombong. Dengan sifat sombong, secara tidak langsung aqidah kita akan melemah, kerana mengagungkan nama kita sendiri yang sejatinya kita sebagai umat Islam seharusnya mengagungkan nama Allah SWT ketika menerima sebauah kenikmatan. Sebagaimana dalam dalam firman Allah Q.S al-Kahfi:39 menjelaskan.
وَلَوۡلَآ إِذۡ دَخَلۡتَ
جَنَّتَكَ قُلۡتَ مَا شَآءَ ٱللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِۚ
Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu
memasuki kebunmu "maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas
kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan
Allah).
Dari ayat diatas, sudah jelaslah bahwah kita seharunya mengatakan masya allah la quwata illa billah ketika kita mendapat kenikmatan dari Allah.
Semoga simpulan dari Kajian Ahad Ketiga oleh PC Muhammadiyah Wiyung dengan pemateri Ust. Syam'un, M.Ag bermanfaat untuk kita semua. Amin ya robbal alamin.
Posting Komentar untuk "Kajian Ahad Ketiga: Bersyukur Usai Bulan Ramadlan dan Tidak Boleh Sombong"