Peristiwa Isra' Mi'raj: Perintah Shalat 5 Waktu dalam Sehari
www.ismuba-smam9sby.sch.id –
Shalat merupakan kewajiban bagi seorang muslim. Setiap hari kita melaksanakan
shalat wajib 5 kali, shalat subuh 2 rakaat, shalat dhuhur 4 rakaat, shalat
ashar 4 rakaat, shalat maghrib 3 rakaat, dan shalat isya’ 4 rakaat. Seandainya
seorang muslim memahami secara hakiki peristiwa diterimanya wahyu shalat, pasti
mereka tidak akan meremehkn shalat. Allah SWT telah menginstemewakan dan
meninggikan kedudukan syariat ini, oleh karena itu Nabi Muhammad SAW menerima
dengan cara yang berbeda dimana wahyu syariat ini tidak diterima di bumi
sebagaimana syariat yang lainnya dan langsung berjumpa dengan-Nya tanpa
perantara, disisi lain pula Allah telah menetapkan balasan di hari akhir kelak
dengan menimbang pertama kali yakni shalat.
Awal kewajiban shalat
dalam isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah 50 waktu dalam sehari, karena
anjuran dan kasih saying Nabi Musa as terhadap umat Nabi Muhammad SAW, kemudian
ia menyarankan agar Nabi Muhammad minta pengurangan dan hingga akhirnya Allah
SWT menjadikan hanya 5 waktu saja dalam sehari. Kejadian tersebut sebagaimana
diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW setelah perjalanan Isra’ Mi’raj.
Dalam riwayat Imam
Bukhari dalam Kitab Shahih Bukhari hadits no.336 dan 3094, Rasulullah SAW
bersabda;
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ أَبُو ذَرٍّ يُحَدِّثُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فُرِجَ
عَنْ سَقْفِ بَيْتِي وَأَنَا بِمَكَّةَ فَنَزَلَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَفَرَجَ صَدْرِي ثُمَّ غَسَلَهُ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ جَاءَ بِطَسْتٍ
مِنْ ذَهَبٍ مُمْتَلِئٍ حِكْمَةً وَإِيمَانًا فَأَفْرَغَهُ فِي صَدْرِي ثُمَّ أَطْبَقَهُ
ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِي فَعَرَجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَلَمَّا جِئْتُ إِلَى
السَّمَاءِ الدُّنْيَا قَالَ جِبْرِيلُ لِخَازِنِ السَّمَاءِ افْتَحْ قَالَ مَنْ هَذَا
قَالَ هَذَا جِبْرِيلُ قَالَ هَلْ مَعَكَ أَحَدٌ قَالَ نَعَمْ مَعِي مُحَمَّدٌ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أُرْسِلَ إِلَيْهِ قَالَ نَعَمْ فَلَمَّا فَتَحَ
عَلَوْنَا السَّمَاءَ الدُّنْيَا فَإِذَا رَجُلٌ قَاعِدٌ عَلَى يَمِينِهِ أَسْوِدَةٌ
وَعَلَى يَسَارِهِ أَسْوِدَةٌ إِذَا نَظَرَ قِبَلَ يَمِينِهِ ضَحِكَ وَإِذَا نَظَرَ
قِبَلَ يَسَارِهِ بَكَى فَقَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالِابْنِ الصَّالِحِ
قُلْتُ لِجِبْرِيلَ مَنْ هَذَا قَال هَذَا آدَمُ وَهَذِهِ الْأَسْوِدَةُ عَنْ يَمِينِهِ
وَشِمَالِهِ نَسَمُ بَنِيهِ فَأَهْلُ الْيَمِينِ مِنْهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ وَالْأَسْوِدَةُ
الَّتِي عَنْ شِمَالِهِ أَهْلُ النَّارِ فَإِذَا نَظَرَ عَنْ يَمِينِهِ ضَحِكَ وَإِذَا
نَظَرَ قِبَلَ شِمَالِهِ بَكَى حَتَّى عَرَجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ الثَّانِيَةِ فَقَالَ
لِخَازِنِهَا افْتَحْ فَقَالَ لَهُ خَازِنِهَا مِثْلَ مَا قَالَ الْأَوَّلُ فَفَتَحَ
قَالَ أَنَسٌ فَذَكَرَ أَنَّهُ وَجَدَ فِي السَّمَوَاتِ آدَمَ وَإِدْرِيسَ وَمُوسَى
وَعِيسَى وَإِبْرَاهِيمَ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يُثْبِتْ كَيْفَ مَنَازِلُهُمْ
غَيْرَ أَنَّهُ ذَكَرَ أَنَّهُ وَجَدَ آدَمَ فِي السَّمَاءِ الدُّنْيَا وَإِبْرَاهِيمَ
فِي السَّمَاءِ السَّادِسَةِ قَالَ أَنَسٌ فَلَمَّا مَرَّ جِبْرِيلُ بِالنَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِإِدْرِيسَ قَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالْأَخِ
الصَّالِحِ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا إِدْرِيسُ ثُمَّ مَرَرْتُ بِمُوسَى فَقَالَ
مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالْأَخِ الصَّالِحِ قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا
مُوسَى ثُمَّ مَرَرْتُ بِعِيسَى فَقَالَ مَرْحَبًا بِالْأَخِ الصَّالِحِ وَالنَّبِيِّ
الصَّالِحِ قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا عِيسَى ثُمَّ مَرَرْتُ بِإِبْرَاهِيمَ فَقَالَ
مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالِابْنِ الصَّالِحِ قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ
هَذَا إِبْرَاهِيمُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ فَأَخْبَرَنِي
ابْنُ حَزْمٍ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ وَأَبَا حَبَّةَ الْأَنْصَارِيَّ كَانَا يَقُولَانِ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عُرِجَ بِي حَتَّى ظَهَرْتُ
لِمُسْتَوَى أَسْمَعُ فِيهِ صَرِيفَ الْأَقْلَامِ قَالَ ابْنُ حَزْمٍ وَأَنَسُ بْنُ
مَالِكٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَفَرَضَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ عَلَى أُمَّتِي خَمْسِينَ صَلَاةً فَرَجَعْتُ بِذَلِكَ حَتَّى مَرَرْتُ عَلَى
مُوسَى فَقَالَ مَا فَرَضَ اللَّهُ لَكَ عَلَى أُمَّتِكَ قُلْتُ فَرَضَ خَمْسِينَ صَلَاةً
قَالَ فَارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَإِنَّ أُمَّتَكَ لَا تُطِيقُ ذَلِكَ فَرَاجَعْتُ فَوَضَعَ
شَطْرَهَا فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى قُلْتُ وَضَعَ شَطْرَهَا فَقَالَ رَاجِعْ رَبَّكَ
فَإِنَّ أُمَّتَكَ لَا تُطِيقُ فَرَاجَعْتُ فَوَضَعَ شَطْرَهَا فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ
فَقَالَ ارْجِعْ إِلَى رَبِّكَ فَإِنَّ أُمَّتَكَ لَا تُطِيقُ ذَلِكَ فَرَاجَعْتُهُ
فَقَالَ هِيَ خَمْسٌ وَهِيَ خَمْسُونَ لَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ فَرَجَعْتُ
إِلَى مُوسَى فَقَالَ رَاجِعْ رَبَّكَ فَقُلْتُ اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي ثُمَّ انْطَلَقَ
بِي حَتَّى انْتَهَى بِي إِلَى سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى وَغَشِيَهَا أَلْوَانٌ لَا أَدْرِي
مَا هِيَ ثُمَّ أُدْخِلْتُ الْجَنَّةَ فَإِذَا فِيهَا حَبَايِلُ اللُّؤْلُؤِ وَإِذَا
تُرَابُهَا الْمِسْكُ
(BUKHARI - 336) :
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata, telah menceritakan
kepada kami Al Laits dari Yunus dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik berkata,
Abu Dzar menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Saat aku di Makkah atap rumahku terbuka, tiba-tiba datang Malaikat Jibril
Alaihis Salam. Lalu dia membelah dadaku kemudian mencucinya dengan menggunakan
air zamzam. Dibawanya pula bejana terbuat dari emas berisi hikmah dan iman,
lalu dituangnya ke dalam dadaku dan menutupnya kembali. Lalu dia memegang
tanganku dan membawaku menuju langit dunia. Tatkala aku sudah sampai di langit
dunia, Jibril Alaihis Salam berkata kepada Malaikat penjaga langit, 'Bukalah'.
Malaikat penjaga langit berkata, 'Siapa Ini? ' Jibril menjawab, 'Ini Jibril'.
Malaikat penjaga langit bertanya lagi, 'Apakah kamu bersama orang lain? '
Jibril menjawab, "Ya, bersamaku Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.'
Penjaga itu bertanya lagi, 'Apakah dia diutus sebagai Rasul? ' Jibril menjawab,
'Benar.' Ketika dibuka dan kami sampai di langit dunia, ketika itu ada
seseorang yang sedang duduk, di sebelah kanan orang itu ada sekelompok manusia
begitu juga di sebelah kirinya. Apabila dia melihat kepada sekelompok orang
yang di sebelah kanannya ia tertawa, dan bila melihat ke kirinya ia menangis.
Lalu orang itu berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih.'
Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, "Dialah Adam
Alaihis Salam, dan orang-orang yang ada di sebelah kanan dan kirinya adalah
ruh-ruh anak keturunannya. Mereka yang ada di sebelah kanannya adalah para ahli
surga sedangkan yang di sebelah kirinya adalah ahli neraka. Jika dia memandang
ke sebelah kanannya dia tertawa dan bila memandang ke sebelah kirinya dia
menangis.' Kemudian aku dibawa menuju ke langit kedua, Jibril lalu berkata
kepada penjaganya seperti terhadap penjaga langit pertama. Maka langit pun
dibuka'." Anas berkata, "Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menyebutkan bahwa pada tingkatan langit-langit itu beliau bertemu dengan Adam,
Idris, Musa, 'Isa dan Ibrahim semoga Allah memberi shalawat-Nya kepada mereka.
Beliau tidak menceritakan kepadaku keberadaan mereka di langit tersebut, kecuali
bahwa beliau bertemu Adam di langit dunia dan Ibrahim di langit keenam."
Anas melanjutkan, "Ketika Jibril berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, ia melewati Idris. Maka Idris pun berkata, 'Selamat datang Nabi yang
shalih dan saudara yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? '
Jibril menjawab, 'Dialah Idris.' Lalu aku berjalan melewati Musa, ia pun
berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih.' Aku
bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah Musa.'
Kemudian aku berjalan melewati 'Isa, dan ia pun berkata, 'Selamat datang
saudara yang shalih dan Nabi yang shalih.' Aku bertanya kepada Jibril,
'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah 'Isa.' Kemudian aku melewati Ibrahim
dan ia pun berkata, 'Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih.' Aku
bertanya kepada Jibril, 'Siapakah dia? ' Jibril menjawab, 'Dialah Ibrahim
shallallahu 'alaihi wasallam.' Ibnu Syihab berkata, Ibnu Hazm mengabarkan
kepadaku bahwa Ibnu 'Abbas dan Abu Habbah Al Anshari keduanya berkata,
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian aku
dimi'rajkan hingga sampai ke suatu tempat yang aku dapat mendengar suara pena
yang menulis." Ibnu Hazm berkata, "Anas bin Malik menyebutkan,
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian Allah 'azza
wajalla mewajibkan kepada ummatku shalat sebanyak lima puluh kali. Maka aku
pergi membawa perintah itu hingga aku berjumpa dengan Musa, lalu ia bertanya,
'Apa yang Allah perintahkan buat umatmu? ' Aku jawab: 'Shalat lima puluh kali.'
Lalu dia berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu, karena umatmu tidak akan sanggup!
' Maka aku kembali dan Allah mengurangi setengahnya. Aku kemudian kembali
menemui Musa dan aku katakan bahwa Allah telah mengurangi setengahnya. Tapi ia
berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu karena umatmu tidak akan sanggup.' Aku lalu
kembali menemui Allah dan Allah kemudian mengurangi setengahnya lagi.' Kemudian
aku kembali menemui Musa, ia lalu berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu, karena
umatmu tetap tidak akan sanggup.' Maka aku kembali menemui Allah Ta'ala, Allah
lalu berfirman: 'Lima ini adalah sebagai pengganti dari lima puluh. Tidak ada
lagi perubahan keputusan di sisi-Ku! ' Maka aku kembali menemui Musa dan ia
kembali berkata, 'Kembailah kepada Rabb-Mu! ' Aku katakan, 'Aku malu kepada
Rabb-ku.' Jibril lantas membawaku hingga sampai di Sidratul Muntaha yang
diselimuti dengan warna-warni yang aku tidak tahu benda apakah itu. Kemudian
aku dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya banyak kubah-kubah terbuat
dari mutiara dan tanahnya dari minyak kesturi."
حَدَّثَنَا
عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ ح حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا عَنْبَسَةُ حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ
قَالَ قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ كَانَ أَبُو ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فُرِجَ سَقْفُ بَيْتِي وَأَنَا بِمَكَّةَ فَنَزَلَ جِبْرِيلُ
فَفَرَجَ صَدْرِي ثُمَّ غَسَلَهُ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ جَاءَ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ
مُمْتَلِئٍ حِكْمَةً وَإِيمَانًا فَأَفْرَغَهَا فِي صَدْرِي ثُمَّ أَطْبَقَهُ ثُمَّ
أَخَذَ بِيَدِي فَعَرَجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ فَلَمَّا جَاءَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا
قَالَ جِبْرِيلُ لِخَازِنِ السَّمَاءِ افْتَحْ قَالَ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا جِبْرِيلُ
قَالَ مَعَكَ أَحَدٌ قَالَ مَعِي مُحَمَّدٌ قَالَ أُرْسِلَ إِلَيْهِ قَالَ نَعَمْ فَافْتَحْ
فَلَمَّا عَلَوْنَا السَّمَاءَ الدُّنْيَا إِذَا رَجُلٌ عَنْ يَمِينِهِ أَسْوِدَةٌ
وَعَنْ يَسَارِهِ أَسْوِدَةٌ فَإِذَا نَظَرَ قِبَلَ يَمِينِهِ ضَحِكَ وَإِذَا نَظَرَ
قِبَلَ شِمَالِهِ بَكَى فَقَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالِابْنِ الصَّالِحِ
قُلْتُ مَنْ هَذَا يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَذَا آدَمُ وَهَذِهِ الْأَسْوِدَةُ عَنْ يَمِينِهِ
وَعَنْ شِمَالِهِ نَسَمُ بَنِيهِ فَأَهْلُ الْيَمِينِ مِنْهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ وَالْأَسْوِدَةُ
الَّتِي عَنْ شِمَالِهِ أَهْلُ النَّارِ فَإِذَا نَظَرَ قِبَلَ يَمِينِهِ ضَحِكَ وَإِذَا
نَظَرَ قِبَلَ شِمَالِهِ بَكَى ثُمَّ عَرَجَ بِي جِبْرِيلُ حَتَّى أَتَى السَّمَاءَ
الثَّانِيَةَ فَقَالَ لِخَازِنِهَا افْتَحْ فَقَالَ لَهُ خَازِنُهَا مِثْلَ مَا قَالَ
الْأَوَّلُ فَفَتَحَ قَالَ أَنَسٌ فَذَكَرَ أَنَّهُ وَجَدَ فِي السَّمَوَاتِ إِدْرِيسَ
وَمُوسَى وَعِيسَى وَإِبْرَاهِيمَ وَلَمْ يُثْبِتْ لِي كَيْفَ مَنَازِلُهُمْ غَيْرَ
أَنَّهُ قَدْ ذَكَرَ أَنَّهُ وَجَدَ آدَمَ فِي السَّمَاءِ الدُّنْيَا وَإِبْرَاهِيمَ
فِي السَّادِسَةِ وَقَالَ أَنَسٌ فَلَمَّا مَرَّ جِبْرِيلُ بِإِدْرِيسَ قَالَ مَرْحَبًا
بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالْأَخِ الصَّالِحِ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا إِدْرِيسُ
ثُمَّ مَرَرْتُ بِمُوسَى فَقَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالْأَخِ الصَّالِحِ
قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا مُوسَى ثُمَّ مَرَرْتُ بِعِيسَى فَقَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ
الصَّالِحِ وَالْأَخِ الصَّالِحِ قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ عِيسَى ثُمَّ مَرَرْتُ بِإِبْرَاهِيمَ
فَقَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالِابْنِ الصَّالِحِ قُلْتُ مَنْ هَذَا
قَالَ هَذَا إِبْرَاهِيمُ قَالَ وَأَخْبَرَنِي ابْنُ حَزْمٍ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ وَأَبَا حَيَّةَ
الْأَنْصَارِيَّ كَانَا يَقُولَانِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ثُمَّ عُرِجَ بِي حَتَّى ظَهَرْتُ لِمُسْتَوًى أَسْمَعُ صَرِيفَ الْأَقْلَامِ قَالَ
ابْنُ حَزْمٍ وَأَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَفَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ خَمْسِينَ صَلَاةً فَرَجَعْتُ
بِذَلِكَ حَتَّى أَمُرَّ بِمُوسَى فَقَالَ مُوسَى مَا الَّذِي فَرَضَ عَلَى أُمَّتِكَ
قُلْتُ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسِينَ صَلَاةً قَالَ فَرَاجِعْ رَبَّكَ فَإِنَّ أُمَّتَكَ
لَا تُطِيقُ ذَلِكَ فَرَجَعْتُ فَرَاجَعْتُ رَبِّي فَوَضَعَ شَطْرَهَا فَرَجَعْتُ إِلَى
مُوسَى فَقَالَ رَاجِعْ رَبَّكَ فَذَكَرَ مِثْلَهُ فَوَضَعَ شَطْرَهَا فَرَجَعْتُ إِلَى
مُوسَى فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ رَاجِعْ رَبَّكَ فَإِنَّ أُمَّتَكَ لَا تُطِيقُ ذَلِكَ
فَرَجَعْتُ فَرَاجَعْتُ رَبِّي فَقَالَ هِيَ خَمْسٌ وَهِيَ خَمْسُونَ لَا يُبَدَّلُ
الْقَوْلُ لَدَيَّ فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى فَقَالَ رَاجِعْ رَبَّكَ فَقُلْتُ قَدْ
اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي ثُمَّ انْطَلَقَ حَتَّى أَتَى بِي السِّدْرَةَ الْمُنْتَهَى
فَغَشِيَهَا أَلْوَانٌ لَا أَدْرِي مَا هِيَ ثُمَّ أُدْخِلْتُ الْجَنَّةَ فَإِذَا فِيهَا
جَنَابِذُ اللُّؤْلُؤِ وَإِذَا تُرَابُهَا الْمِسْكُ
(BUKHARI - 3094) :
Telah bercerita kepada kami 'Abdan telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah
telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Az Zuhriy. Dan diriwayatkan pula,
telah bercerita kepada kami Ahmad bin Shalih telah bercerita kepada kami
'Anbasah telah bercerita kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab berkata, Anas bin
Malik radliallahu 'anhu berkata bahwa Abu Dzar bercerita bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "(Pada saat aku di Makkah) atap
rumahku terbuka, tiba-tiba datang Malaikat Jibril 'alaihissalam. Lalu dia
membelah dadaku kemudian mencucinya dengan menggunakan air zamzam. Dibawanya
pula bejana terbuat dari emas berisi hikmah dan iman lalu dituangnya di dadaku
kemudian ditutupnya kembali. Lalu dia memegang tanganku dan membawaku menuju
langit dunia. Tatkala sampai di langit dunia, berkata Jibril 'Alaihissalam
kepada Malaikat Penjaga langit: "Bukalah". Berkata Malaikat Penjaga
langit: "Siapa Ini?" Jibril Alaihissalam menjawab: "Ini
Jibril". Malaikat penjaga langit bertanya lagi: "Apakah kamu bersama
orang lain?" Jibril menjawab: "Ya, bersamaku Muhammad". Penjaga
itu bertanya lagi: "Apakah dia diutus sebagai Rasul?". Jibril
menjawab: "Ya, benar, untuk itu bukalah pintu". Ketika dibuka dan
kami sampai di langit dunia, ada seorang yang sedang duduk, di sebelah kanannya
ada sekelompok manusia begitu juga di sebelah kirinya. Apabila dia melihat
kepada sekelompok orang yang disebelah kanannya, dia tertawa dan bila melihat
ke kirinya, dia menangis. Lalu dia berkata: "Selamat datang Nabi yang shalih
dan anak yang shalih". Aku bertanya: "Siapakah dia, wahai
Jibril?" Jibril menjawab: "Dialah Adam Alaihissalam dan orang-orang
yang ada di sebelah kanan dan kirinya adalah ruh-ruh anak keturunannya. Mereka
yang ada di sebelah kanannya adalah para ahlu surga sedangkan yang di sebelah
kirinya adalah ahlu neraka. Jika dia memandang ke sebelah kanannya dia tertawa
dan bila memandang ke sebelah kirinya dia menangais. Kemudian aku dibawa menuju
ke langit kedua lalu Jibril 'Alaihissalam berkata kepada penjaganya;
"bukalah". Penjaganya bertanya seperti pada langit pertama tadi. Maka
langit pun dibuka". Berkata Anas radliallahu 'anhu: "Kemudian Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan bahwa pada tingkatan langit-langit itu
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Adam, Idris, Musa, 'Isa dan
Ibrahim Alaihimussalam. Dan Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak
menceritakan kepadaku keberadaan mereka di langit tersebut kecuali bahwa Beliau
shallallahu 'alaihi wasallam bertemu Adam 'Alaihissalam pada langit dunia dan
Ibrahim 'Alaihissalam pada langit keenam. Anas melanjutkan: "Ketika Jibril
'Alaihissalam berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu berjumpa
dengan Idris. Dia berkata: "Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang
shalih". Aku bertanya: "Siapakah dia?" Jibril menjawab:
"Dialah Idris. Lalu aku berjalan melewati Musa, seraya dia berkata:
"Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih". Aku
bertanya: "Siapakah dia?" Jibril menjawab: "Dialah Musa.
Kemudian aku berjalan melewati 'Isa 'Alaihissalam, dia berkata: "Selamat
datang saudara yang shalih dan Nabi yang shalih ". Aku bertanya::
"Siapakah dia?" Jibril menjawab: "Dialah 'Isa. Kemudian aku
melewati Ibrahim 'Alaihissalam lalu dia berkata: "Selamat datang Nabi yang
shalih dan anak yang shalih". Aku bertanya: "Siapakah dia?"
Jibril menjawab: "Dialah Ibrahim". Ibnu Syihab berkata; Ibnu Hazm
mengabarkan kepadaku bahwa Ibnu 'Abbas dan Abu Habbah Al Anshariy keduanya
berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian aku
dimi'rajkan hingga sampai ke suatu tempat yang disitu aku dapat mendengar suara
pena yang menulis". Berkata Ibnu Hazm dan Anas bin Malik radliallahu 'anhu
berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kemudian Allah 'azza
wajalla menfardlukan kepadaku lima puluh kali shalat. Maka aku pergi membawa
perintah itu, hingga aku berjumpa dengan Musa Alaihissalam, lalu dia bertanya:
"Apa yang Allah perintahkan buat ummatmu? Aku jawab: "Allah
memfardlukan kepada mereka shalat lima puluh kali". Lalu dia berkata:
"Kembalilah kepada Rabbmu, karena ummatmu tidak akan sanggup". Maka
aku kembali lalu Allah mengurangi setengahnya. Lalu aku kembali bertemu Musa
dan aku katakan Allah mengurangi setengahnya. Tapi dia berkata:
"Kembalilah kepada Rabbmu karena ummatmu tidak akan sanggup". Lalu
aku kembali menemui Allah dan Allah kemudian menguranginya lagi setengahnya.
Kembali aku menemui Musa dan dia berkata lagi: "Kembalilah kepada Rabbmu,
karena ummatmu tetap tidak akan sanggup". Maka aku kembali menemui Allah
Ta'ala, lalu Dia berfirman: "Ini lima sebagai pengganti lima puluh. Tidak
ada lagi perubahan keputusan di sisiKu". Maka aku kembali menemui Musa dan
dia kembali berkata: Kembailah kepada RabbMu". Aku katakan: "Aku malu
kepada Rabbku. Lalu Jibril membawaku hingga sampai di Sidratil Muntaha yang
diselimuti dengan warna-warni yang aku tidak tahu benda apakah itu. Kemudian
aku dimasukkan ke dalam surga, terlihat kubahnya terbuat dari mutiara dan
tanahnya dari misik".
Dalam penjelasan
hadits tersebut mengenai jumlah waktu shalat yang awalnya 50 waktu dalam sehari
kemudian menjadi 5 waktu dalam sehari pasti memunculkan berbagai pertanyaan
kepada kita sebagai seorang muslim. Salah satunya, mengapa pada masa Nabi
Muhammad SAW saja shalat dikerjakan 5 waktu dalam sehari? Lantas mengapa pada
zaman sebelum Nabi Muhammad SAW dijadikan sebagai Rasul shalat dikerjakan 50
waktu dalam sehari? Dan mengapa Allah SWT memilih shalat bukan ibadah lainnya
untuk disyariatkn langsun disisi-Nya?.
Dari berbagai
pertanyaan tersebut, kita perlu garis bawahi bahwa keingintahuanlah yang
menjadi faktor atas pertanyaan tersebut bukan semata karena ragu akan perintah
Allah SWT yang diberikan kepada kita, umat Islam. Dengan keingintahuan itu pula
kita hendaknya menjadikan hikmah ataas peristiwa tersebut.
Sesungguhnya Allah SWT
memerintahkan umatnya untuk melaksanakan shalat 5 waktu sehari atau yang
sebaliknya 50 waktu selama sehari sebelum umat Nabi Muhammad SAW pada
hakikatnya Allah SWT hendak menunjukkan kasih sayangnya kepada para hamba-Nya. Dengan
cara di awal waktu ia syariatkan shalat sebanyak 50 kali dalam sehari semalam.
Pada hakikatnya pula, Allah SWT tahu bahwa secara fisik manusia memiliki
kemampuan mengerjakan shalat 50 kali dalam sehari semalam. Disisi lain
Sebagaimana firman-Nya
dalam Surat al-Baqarah : 286
لَا
يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡۗ
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya.
Disisi lain, Allah SWT juga kemudian agar umat Islam mengisi
hari-harinya dengan peribadatan shalat, hal ini sejalan dengan tujuan
diciptakannya manusia, yakni untuk beribadah kepada-Nya. Sebagaimana firman
Allah SWT dalam Q.S al-Dariyat:56
وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ
إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku
Seandainya hari-hari
kita dipenuhi dengan shalat, tentulah kita tak akan melenceng dari tujuan
penciptaan kita. Kita tak akan sempat melakukan perbuatan yang tak bermanfaat,
apalagi dosa. Kalau sedang tidak shalat, kita akan sibuk mencari penghidupan
dan hal-hal manfaat lainnya. Waktu kita benar-benar optimal untuk kemanfaatan.
Namun, dengan kasih sayang-Nya, Allah SWT kurangi 90% dari total keseluruhan.
Hingga terisa 10% saja. Namun balasannya tetap Dia berikan 100%. Tak dikurangi
sedikit pun. Dengan ini, kita benar-benar sadar bahwa Allah adalah ar-Rahman
dan ar-Rahim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang).
Kita juga akan sadar,
kita diberi kemampuan fisik mampu mengerjakan 50 kali shalat sehari semalam.
Kemudian dikurangi hingga jadi 5 kali. Apabila kita masih tidak mengerjakan
yang 5 itu, padahal memiliki kemampuan mengerjakan 50, tentulah kita seorang
yang sangat keterlaluan. Tentulah kita sangat layak mendapat hukuman. Sehingga
wajar Rasulullah SAW bersabda sebagaimana dalam hadits riwayat Imam Muslim
dalam kitabnya Shahih Muslim hadits no.116
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ كِلَاهُمَا عَنْ
جَرِيرٍ قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ
قَالَ سَمِعْتُ جَابِرًا يَقُولُا سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ
بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
(MUSLIM - 116) : Telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya at-Tamimi dan Utsman bin Abu Syaibah
keduanya dari Jarir. Yahya berkata, telah mengabarkan kepada kami Jarir dari
al-A'masy dari Abu Sufyan dia berkata, saya mendengar Jabir berkata, "Saya
mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, yang
memisahkan antara seorang laki-laki dengan kesyirikan dan kekufuan adalah
meninggalkan shalat'." Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri pun memberikan
sangsi berat bagi mereka yang lalai dalam shalatnya.
فَوَيۡلٞ
لِّلۡمُصَلِّينَ ٤ ٱلَّذِينَ هُمۡ عَن
صَلَاتِهِمۡ سَاهُونَ ٥
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang
shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” [Quran Al-Ma’un: 4-5].
Jadi, pengurangan
jumlah shalat merupakan bentuk kasih sayang yang luar biasa. Bersamaan dengan
itu pula, pengurangan ini juga sekaligus sebagai peringatan yang tegas.
Referensi
:
QS. Al-Baqarah: 286
QS. Al-Dzariyat:56
QS. Al-Ma’un :4-5
Kitab Shahih Bukhari
hadits no. 336 dan 3094.
Kitab Shahih Muslim hadits
no. 116
https://islamstory.com/ar/artical/3406667/الصلاة-في-رحلة-المعراج
Posting Komentar untuk "Peristiwa Isra' Mi'raj: Perintah Shalat 5 Waktu dalam Sehari"